Rabu, 07 Mei 2014

Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan




BAGIAN PERTAMA
PENGERTIAN EKOWISATA
“Pahamilah sesuatu dengan membandingkannya secara  setara”
Pariwisata dapat dianggap sebagai sebuah sistem yang memungkinkan wisatawan menikmati objek dan daya tarik wisata (ODTW) pada suatu wilayah.  Sebagai sebuah sistem, pariwisata terdiri atas elemen-elemen yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya secara terorganisir.  Karena pariwisata merupakan bentuk perjalanan, maka tidak mungkin wisatawan dapat menikmati ODTW tanpa pelayanan dari biro perjalanan.  Karena pariwisata juga untuk mendapatkan pengalaman, tidak mungkin wisatawan mencapai kepuasan tanpa adanya profesionalitas pengelola ODTW, dan begitulah seterusnya.
Namun demikian, anda mungkin pernah melihat kawasan wisata yang kotor akibat sampah yang dibuang secara sembarangan, tindakan merusak sumber daya alam dan lingkungan, munculnya perilaku menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai universal, dan sebagainya.  Akibat, paradigma pariwisata pun berubah dari pariwisata lama yang bersifat massal (mass tourism) ke pariwisata baru yang ramah lingkungan, dan ekowi-sata adalah satu diantaranya.
Tapi anda tidak boleh keliru, karena tidak semua wisata bentuk baru tersebut dapat dianggap sebagai ekowisata.  Anda harus memahami prinsip-prinsip kunci yang menyusun suatu pemaknaan ekowisata itu sendiri.  Ada beberapa perspektif da-lam mendefinisikan ekowisata, dan hal tersebut akan dijelaskan berikut ini.
Perspektif Perjalanan ke Kawasan Alami
Sekurang-kurangnya ada tiga pengertian ekowisata yang dirumuskan dalam konteks perjalanan ke kawasan alami seperti dirangkum oleh Drumm dan Moore (2005:15) dan Wood (2002: 9), sebagai berikut:
1.    Definisi yang pertama kali diterima secara luas adalah defini-si yang diberikan oleh The International Ecotourism Society pada tahun 1990, yaitu:
“Ekowisata adalah perjalanan bertanggung jawab ke kawasan alami untuk mengkonservasi lingkungan dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat lokal”
2.    Martha Honey pada tahun 1999 juga mengusulkan pengertian yang lebih detail, yaitu:
“Ekowisata adalah perjalanan ke kawasan rentan, belum terjamah, dan dilindungi namun berdampak rendah dan skala kecil.  Ekowisata mendidik wisatawan, menyediakan dana untuk konservasi, memberikan manfaat langsung bagi pembangunan ekonomi dan pember-dayaan masyarakat lokal, dan mengedepankan respek terhadap perbedaan budaya dan hak azasi manusia”
3.    IUCN pada tahun 1996 memberikan pengertian yang diadopsi oleh banyak organisasi, yaitu:
“Ekowisata adalah perjalanan bertanggung jawab secara lingkungan dan kunjungan ke kawasan alami, dalam rangka menikmati dan menghargai alam (serta semua ciri-ciri budaya masa lalu dan masa kini) untuk mempromosikan konservasi, memiliki dampak kecil dan mendorong pelibatan sosial ekonomi masyarakat lokal secara aktif sebagai penerima manfaat”
Perspektif Bentuk Wisata
David Bruce Weaver, seorang pengajar pada Fakultas Manajemen Pariwisata dan Perhotelan Universitas Griffith mendefinisikan ekowisata sebagai suatu bentuk wisata, sebagai beri-kut:
“Ekowisata adalah suatu bentuk wisata berbasis alam yang berupaya melestarikannya secara ekologis, sosial budaya, dan ekonomi dengan menyediakan kesempatan penghargaan dan pembelajaran tentang lingkungan alami atau unsur-unsur spesifik lainnya” (seperti ditulis dalam Weaver 2001:105).

“Ekowisata adalah bentuk wisata yang mengedepankan pengalaman pembelajaran dan penghargaan terhadap lingkungan alami, atau beberapa komponennya, dalam konteks budaya yang berkaitan dengannya.  Ekowisata memiliki keunggulan (dalam praktek terbaiknya) dalam kelestarian lingkungan dan sosial budaya, terutama dalam meningkatkan basis sumber daya alam dan budaya dari destinasi dan mempromosikan pertumbuhan” (seperti di-tulis Weaver (2002) dalam Dowling dan Fennell 2003:3).

Perspektif Konsep dan Implementasi yang Berbeda
Ekowisata menjelma menjadi sebuah konsep dan imple-mentasi yang berbeda dengan bentuk wisata lainnya.  Ada beberapa pengertian yang menegaskan perbedaan tersebut, seperti yang ditulis oleh Ryel dan Grasse (1991:164) sebagai berikut:
“Ekowisata sebagai perjalanan penuh tujuan untuk menciptakan suatu pemahaman sejarah budaya dan alam, dengan menjaga integritas ekosistem dan menghasilkan manfaat ekonomi yang mendorong konservasi”
Western (1993:8) juga mencoba menegaskan konsep dan implementasi ekowisata sebagaimana telah ditulisnya sebagai berikut:
“Ekowisata adalah hal tentang menciptakan dan memuaskan suatu keinginan akan alam, tentang mengeksploitasi potensi wisata untuk konservasi dan pembangunan, dan tentang mencegah dampak negatifnya terhadap ekologi, kebudayaan, dan keindahan”

Kesimpulan
Jika Dowling dan Fennell (2003:3) menyebutkan bahwa lebih dari 80 definisi ekowisata ditemukan dalam berbagai literatur tentang ekowisata, maka anda berpotensi mengalami penyimpangan dalam memaknai ekowisata.  Oleh karena itu, berpikir kritis adalah salah satu langkah tepat untuk memaknai sesuatu sesuai perspektif yang menyertainya.
Pengertian yang disampaikan dalam bagian pertama ini merupakan beberapa pengertian yang dapat kita kelompokkan dalam perspektif yang berbeda.  Tentunya, anda akan lebih memahami pengertian ekowisata bila anda dengan tekun membaca berbagai pengertian yang sejawat diantara banyak pengertian yang ada.
  
Daftar Pustaka
Dowling RK dan Fennell DA.  2003.  The Context of Ecotou-rism Policy and Planning.  Di dalam: Fennel DA dan Dowling RK (editor).  Ecotourism Policy and Planning.  Cambridge.  CABI Publishing.  Hal 1-20.
Drumm A dan Moore A.  2005.  Ecotourism Development: A Manual for Conservation Planners and Managers.  Volume I: An Introduction to Ecotourism Planning (Second Edition).  Virginia.  The Nature Conservancy.
Ryel R dan Grasse T.  1999.  Marketing Tourism: Attracting the Elusive Ecotourist.  Di dalam: Whelan T (editor).  Nature Tourism: Managing for the Environment.  Washington.  Island Press.  Hal 164-186.
Western D.  1993.  Memberikan Batasan tentang Ekoturisme.  Di dalam: Lindberg K dan Hawkins DE (editor).  Ekotu-risme: Petunjuk untuk Perencana dan Pengelola (terjemahan).  Jakarta.  Private Agencies Collaborating Toge-ther (PACT) dan Yayasan Alam Mitra Indonesia (ALA-MI).  Hal 15-33.
Weaver DB.  2001.  Ecotourism as mass tourism: Contradiction or reality?  Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly.  42(2):104-112.
Wood ME.  2002.  Ecotourism: Principles, Practices, and Policies for Sustainability.  Paris.  United Nation Environment Programme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar